Cerita Basah - Aku Jatuh Dipelukan Sang Bandot Tua

Unknown 17.45
Cerita Basah - Aku Jatuh Dipelukan Sang Bandot Tua, “Huuhhhh..nyebelin banget sih tuh aki-aki..” gerutu Ranti sambil mengunci pintu kamar kostnya.


Kembali hari ini ia sebel dengan Pak Rahman, si bapak kostnya yg sering bersikap genit dan terkadang menjurus kurang ajar terhadap dirinya. Kejadiannya tadi saat dia pulang kantor berpapasan dengan Pak Rahman yg sedang berusaha memaku sesuatu di dinding.

“Sore pak..lagi ngapain pak..?” sapa Ranti demi kesopanan.
“Eh..mba Ranti dah pulang..”sahut Rahman dengan mata berbinar. “Kebetulan aku mau minta tolong sebentar bisa?”

Ranti yg mau buru-buru ke kamar terpaksa menghentikan langkahnya dan menoleh.

“Apaan pak?” tanyanya sekenanya, kembali ia kesal melihat pandangan mata pak tua itu yg jelalatan ke arah dadanya.
“Ini loh..kamu bisa pasangin lukisan ini ga kepaku yg dah saya pasang itu, takutnya tangganya goyang banget karena berat badan saya, maklum agak gendut gini ribet jadinya” katanya sambil cengengesan dan kembali pandangan matanya menyantap kulit leher Ranti yg mulus.”nanti saya pegangin tangganya”

Ranti menyggupi dan dia menaiki tangga yg memang sudah goyang itu, gadis itu baru sadar pas naik ke pijakan kedua bahwa tangga itu memiliki jarak yg cukup lebar antara pijakan-pijakannya, jadi saat kakinya naik ke pijakan kedua, dirinya yg saat ini menggunakan rok span ketat agak kesulitan dan roknya menjadi tertarik ke atas sehingga pahanya menjadi terbuka.

Cerita Basah - Aku Jatuh Dipelukan Sang Bandot Tua

Kejadian itu berulang lagi saat ia ke pijakan ketiga, bahkan jaraknya makin jauh sehingga pahanya makin terbuka lebih lebar. Ranti mengutuk dalam hati, saat melirik Pak Rahman yg dengan senyum mesumnya menikmati pahanya yg jenjang dan berkulit mulus bersih itu. Melihat pemandangan indah ini, Pak Rahman merasa nafasnya sesak sama sesaknya dengan k0ntolnya yg jadi menegang. Sungguh indah bentuk paha gadis ini dan ia dengan bebas bisa melihat dari dekat, ingin rasanya mengelus paha montok dan mulus itu, tapi ia menahan diri.

Ia menyerahkan lukisan ke Ranti untuk dipasang, tapi karena nyantolinnya masih agak tinggi maka gadis itu harus memasangnya dengan mengangkat tangannya setinggi mungkin, ia tdk sadar bahwa karena gerakannya itu blusnya yg pendek ikut tertarik ke atas sehingga terlihat kulit pinggangnya yg ramping sampai ke perut di bawah dadanya.

Dengan sengaja Pak Rahman menggoyangkan tangganya sehingga memperlama dirinya untuk bisa menikmati pemandangan pinggang berkulit mulus gadis itu. Setelah selesai terpasang, Ranti menurunkan kaki kirinya ke pijakan kedua yg ternyata tanpa sepengetahuannya telah dilonggarkan pakunya. Sambil terus menikmati paha Ranti yg terbuka kembali, Pak Rahman bersiap-siap.

“Eiiihh…eiihh..” Ranti menjerit kecil saat pijakannya lepas dan ia terjatuh ke belakang dan saat itu dengan sigap Pak Rahman menangkapnya sehingga tdk sampai terjatuh lebih parah.

Merah muka gadis itu karena satu tangan yg menahan dirinya memegang tepat ke pantatnya dan sepertinya ia merasa tangan itu sedikit meremasnya. Dengan cepat ia menjauhkan badannya dari “pelukan” Pak Rahman yg mengambil kesempatan itu.

“Waduh, untung sempet saya pegangin mba nya, kalo ngga bisa berabe tuh..” ujar Pak Rahman cengengesan yg masih menikmati hangatnya tubuh dan kenyalnya pantat Ranti tadi walau sesaat tadi.
“Mmm..iya pak, makasih..udah kan pak ya..” tukas Ranti sambil ngeloyor pergi dengan diikuti pandangan Rahman yg menikmati gerakan pinggul gadis yg montok itu.

“Hmmm..tunggu aja ntar ya..lo bakal kena ama gua” pikir pria tambun setengah tua ini dalam hati.

Sudah banyak planning yg kotor dan mesum darinya yg memang punya sedikit kelainan seks ini. Di dalam kamar, Ranti masih sebel sama kejadian tadi. Sudah terlalu sering ia mendapat perlakukan atau kata-kata yg menjurus mesum dari bandot tua itu, tapi ia berusaha menahan diri mengingat bahwa tempat kost ini cukup murah dengan fasilitas yg ada juga ditambah lagi dengan lokasi yg di tengah kota dan dekat ke tempat kerja atau mau ke mana-mana.

Maka ia memutuskan untuk tetap bertahan asalkan si mesum itu tdk terlalu kurang ajar. Bila ketemu pasti Ranti merasa risih dan agak ngeri ngeliat mata Rahman yg seperti menelanjangi sekujur tubuhnya, tapi terkadang selain ngeri dan risih gadis itu juga merasakan bangga dan senang karena kecantikan dan tubuhnya menjadi perhatian sampai seperti itu walau Rahman bukan levelnya untuk bisa menikmati dirinya.

Beberapa kali kalau berpapasan sama Rahman dan berbincang-bincang, selalu saja tangannya tdk pernah diam menjamah, walau hanya menjamah pundak atau lengannya tetap saja gadis itu merasa risih karena sambil melakukan itu bapak kost itu merayu dengan kata-kata yg kampungan.

“Ahh..udahlah, ga penting juga..mendingan gua mandi” kata Ranti dalam hati

Sambil berkaca ia mulai melepas satu per satu kancing blusnya dan melepasnya sehingga bagian atasnya kini hanya tertutup BH biru muda yg susah payah berusaha menutupi payudara berukuran 34D itu. Dengan pinggang yg ramping, maka buah dada itu tampak sangat besar dan indah dan karena Ranti rajin ke fitness makin tampak kencang dan padat. Sungguh merupakan idaman bagi semua laki-laki di dunia bagi yg dapat menikmatinya.

Lalu ia melanjutkan dengan melepas rok span-nya ke bawah sehingga kini tubuh yg memiliki tinggi 168cm ini hanya ditutupi bra dan cd yg berwarna senada. Body yg akan membuat laki-laki rela untuk mati agar bisa mendapatkannya, memiliki kulit putih asia dan dihiasi dengan bulu-bulu halus nan lembut.

Menjanjikan kehangatan dan kenikmatan dunia tiada tara. Ranti melepas kaitan bra disusul dengan cd-nya yg segera dilemparkan ke ember tempat baju kotor. Ia memandang sejenak ke cermin, melihat payudaranya seperti “bernafas” setelah seharian dibungkus dengan bra. Gumpalan daging yg kenyal dan padat dengan puting berwarna coklat muda sungguh menggairahkan.

“Auuh…” gadis itu sedikit merintih atau tersentak saat ia memegang kedua putingnya, serasa ada aliran listrik menyengat lembut dan menimbulkan rasa sensasi geli pada kemaluannya yg tanpa sadar tangan kirinya turun ke arah memeknya dan sedikit membelainya.

Sambil senyum-senyum sendiri, gadis itu membayangkan dada telanjangnya dan membusung ini selalu menjadi sasaran remasan dari David pacarnya yg tdk penah bosan juga mengulum puting dan menciumi kulit payudaranya yg mulus dan harum itu.

Tdk percuma ia setiap 3 hari sekali memberikan lulur pada tubuhnya, terutama pada payudaranya yg sampai sekarang memiliki aroma yg memabukkan walaupun dalam kondisi berkeringat.

Ranti menghela nafas panjang menahan gejolak birahi yg timbul, dan sekarang ia merasa ingin dilampiaskan. Padahal baru tadi malam ia berenang di lautan asmara yg menggelora dengan pacarnya.

Ia merasa dirinya selalu saja haus akan belaian pacarnya, padahal hampir setiap ketemu mereka bercumbu dengan hot dan yg suka bikin ngiler adalah mengulum k0ntol David sampe bisa keluar spermanya. Kini ia membayangkan ukuran k0ntol David saja udah bikin deg-degan, ga sabar untuk ketemu dan mengemut-ngemut batang kemaluan yg kokoh itu.

“Huuuh..mending gua mandi aja deh, otak gua jadi kotor nih..”

Selesai mandi, sedikit terusir pikiran-pikiran tadi karena sudah tersiram air dingin.

“Loh, kok ga bisa sih nih?” Ranti sudah beberapa saat ngga bisa memutar kunci lemari bajunya, ia masih coba terus beberapa saat tapi masih ga bisa juga.
“Duh, mesti minta tolong ama bandot itu dong” keluhnya

Untungnya masih ada baju di keranjang yg belum sempat dimasukkan ke dalam lemari. Tapi setelah memilih-milih, di keranjang baju itu hanya ada underwear 2 pasang dan baju-baju khusus tidur yg tipis dan seksi serta baju dalaman sexy seperti tanktop dan rok mini yg mininya 20 cm dari lutut.

Dari pada pakai baju tidur tipis ia memilih rok mini dan tank top yg rendah belahannya. Sebelum ke Pak Rahman Ranti memilih untuk makan malam dulu di ruang makan bersama, sambil makan ia menyalakan tv dan duduk di ujung sofa.

“Ehh..mba Ranti baru makan ya..bapak temenin ya, ga baik cewe seseksi kamu makan sendirian” tiba-tiba si bandot itu muncul, dan langsung menyantap paha Ranti yg disilangkan itu, sungguh mulus, lalu ia duduk di samping gadis itu.

“Ia pak..sekalian makan pak…terus sama minta tolong kok lemari baju saya ga bisa dibuka yah?” pinta Ranti sambil menggeser menjauh dan berusaha dengan sia-sia menarik turun rok mininya.

“buset tuh mataaaa…abis gua..” katanya dalam hati.
“Ooo gitu, nanti saya periksa deeeh…”
“Makasih ya pak”

Ranti buru-buru nyelesaiin makannya, saat tiba-tiba ia merasa dadanya bagian putingnya terasa gatal. Awalnya berusaha ditahan saja tapi makin lama makin meningkat rasa gatalnya, dan bukan itu saja kini ia merasakan hal yg sama pada memeknya.

Ia masih berusaha menahan tapi sudah hampir tdk kuat, duduknya jadi gelisah dan ia berusaha menggoyangkan badannya agar rasa gatal itu hilang bergesekan dengan bahan bra-nya dan ia mempererat silangan kakinya. Tapi rasa gatalnya tdk berkurang, bahkan kini seluruh daging kenyal payudaranya terasa gatal.

“Ouuuhh..” akhirnya Ranti tdk tahan dan ia menggaruk sedikit kedua payudaranya dengan tangannya, saat ia menggaruk terasa nyaman sekali karena gatalnya berkurang tapi sulit untuk berhenti menggaruk. Sambil memejamkan matanya karena keenakan menggaruk ia lupa ada Pak Rahman di situ.

“Kenapa kamu? Kamu kegatelan yaah?”

“Uuuhh…sssshh..ehm, i…iya pak..” terkejut Ranti karena baru ingat ada si bandot di sampingnya, tapi ia terus menggaruk makin cepat dan karena tak tahan ia menggaruk juga ke pangkal pahanya..

“Uuuuuffh..ssshh…” aliran darah Ranti berdesir cepat karena sensasi menggaruknya itu selain menghilangkan rasa gatal juga membuat birahinya tergelitik.

“per..permisi pak..uuffh..” sambil terus menggaruk ia mau bangkit dari kursi tapi rasa gatal itu makin menghebat yg akhirnya dia hanya teduduk kembali sambil terus menggaruk

Sedetik ia melihat Rahman hanya menonton dengan pandangan penuh nafsu setan ke dirinya yg terus menggaruk itu. Gadis itu mengutuk karena ia memberikan tontonan gratis kepada pria tua itu tanpa dapat mencegah. 
Gerakannya makin cepat dan tdk karuan karena kedua tangannya hanya bisa menggaruk 2 bagian dari 3 bagian tubuhnya yg terserang itu, kini rok mininya sudah tersingkap semua karena ia harus menggaruk liang kemaluannya sehingga memperlihatkan kedua pahanya yg jenjang dan berkulit putih mulus itu.

Gadis itu terus merintih-rintih karena kini rasa gatalnya sepertinya tdk bisa digaruk hanya dengan garukan yg masih terhalang kaos dan bh untuk kedua payudaranya dan celana dalam tipisnya untuk memeknya, tubuhnya serasa lemas karena rasa gatal dan birahinya yg kini membuat memeknya menjadi basah dan ia merasa putingnya mengeras.

Pak Rahman

“Misi pak…mau ke kamar dulu niiih..uuhh..” Kata Ranti, tapi Pak Rahman diam saja menghalangi jalan keluarnya. Rasanya ingin marah saja tapi rasa gatal itu menghalangi rasa marahnya.

Karena akhirnya ia tdk tahan dan tdk bisa mencegah lagi, dengan serabutan dan cepat ia menarik tali tank topnya kebawah dan menarik turun branya sehingga kini buah dadanya telanjang yg segera ia menggaruk dengan cepat dua gunung indah itu terutama putingnya yg kini sudah mancung dan mengeras, kakinya bergerak blingsatan karena rasa gatal pada memeknya makin menghebat.

Pak Rahman tertawa dalam hati, ia menikmati melihat indahnya pemandangan di depannya itu, betapa buah dada Ranti yg berbentuk bulat kencang itu tdk tertutup apapun serta baju Ranti yg sudah tdk keruan. Senang ia melihat gadis yg cantik tapi sombong ini kini tampak tdk berdaya.

Rencana awal ini berhasil dengan baik, yg ternyata ia telah mengganti kunci lemari baju Ranti dan menaruh bubuk gatal pada pakaian dalam gadis itu dan sengaja memilihkan baju yg seksi tertinggal di luar lemari.

Tangan Ranti masih bergerak cepat berpindah-pindah mencoba menggaruk 3 bagian tubuh, makin lama makin menghebat dan dari mulutnya meracau tdk jelas. Dengan susah ia berusaha menggaruk memeknya secara langsung tapi ia kesulitan karena harus menggaruk putingnya. cerita sex

“Saya bantu ya sayang…” tanpa disuruh ia menarik turun celana dalam tipis Ranti, sehingga sekarang terlihat “bibir” bawah tersebut yg dihiasi bulu-bulu halus. Tampak indah sekali dan menggairahkan.

“Nggeeh..ja..gan kurang ooouhh..”ia tdk dapat melanjutkan umpatannya karena ia menikmati garukan pada memeknya walau ia harus berpindah lagi sambil merintih-rintih terus

Ia terkejut sesaat ketika tangan Pak Rahman mengelus-elus pahanya, tapi ia tdk bisa memperdulikannya lagi yg penting ia harus terus menggaruk. Dengan leluasa Pak Rahman menjelajahi lekuk liku tubuh montok itu tanpa penolakan, kulit pahanya terasa lembut dan daging paha sintal itu terasa kenyal dan hangat dalam usapannya. Karena belaian-belaian yg dilakukannya ini membuat Ranti makin menggelinjang karena kini birahinya sudah melonjak.

“Biar ini aku yg bantu yaah..” dengan sigap jari-jari tangannya hinggap di memek Ranti dan menggeseknya dengan liar.

“Ouuuuhh…ss..stoopp…aiiieh…iyaa…ouuhh” ngga jelas Ranti mau ngomong apa, sedetik ia tahu memeknya sedang diobok-obok oleh orang yg dia sebel, tapi ia tdk tau dan tdk berdaya karena rasa gatal dan nafsunya yg memuncak sehingga dia tdk mampu menolak perbuatan Rahman

Kini ia fokus menggaruk payudaranya, tdk hanya digaruk tapi juga diremas-remas dan memuntir-muntir putingnya sendiri. Dengan leluasa Rahman menggesek-gesek bagian tubuh yg paling rahasia milik gadis itu. Hampir 5 menit kini liang memek itu sudah becek dan menimbulkan bunyi kecipak karena gerakan jari-jari Rahman yg sudah ahli itu.

“aaahh..jgn dilepas..ohh…pak..” jerit Ranti saat tangan Rahman mengangkat tangannya dari memeknya yg sudah basah itu dan malah “cuman” mengelus-elus pahanya dan meremas pantatnya.

“Kenapa sayang..? kamu mau aku untuk terus mengobok-obok memek kamu..?” tanya Rahman.
“Ngeh..ngeh..iii yaaa paakk…ouufh..” diantara engahannya
“kamu yakin..??”

“uuhh…ngeh…sssh..” ia hanya mengangguk
“kamu mohon dong sama aku..paaak Rahman sayang, tolong obok-obok memek saya…please saya mohon”

Mendengar perintah itu, sekejap Ranti merasa malu dan marah tapi segera terganti kebutuhan body-nya yg sudah terbakar birahi secara aneh itu. Ia berusaha untuk tdk mengucapkan itu dengan terus menggaruk, tapi ia tdk kuat..

“ouuh..ngeh..Pa..Pak Rahman sssss….sayaaang, ooh..tol..long obok…obok me…nggeh…memek sayaaaa…pleeeeease…uuuff.. saya mohoooonn…” erang Ranti.
“Tentu sayang…”

Lalu dengan sigap jarinya menggeraygi bibir memek Ranti yg becek itu dan menggesek dengan cepat. Ranti melenguh penuh nikmat sambil meregangkan badannya, lalu tersentak hebat saat jari itu menusuk masuk dan menemukan klitorisnya

“Haaa..ternyata disitu yaaa…” dengan ahli ia memainkan jari itu pada g-spot tsb yg mengakibatkan Ranti mendesah-desah.

Gadis itu merasakan terbentuknya sensasi orgasme menanjak naik..

“Oouuhh…ja.nggaannn..” ia berusaha menahan dirinya, tapi gerakan jari Rahman makin menggila dan terus menggila, ia sudah hampir tdk tahan.

Sambil menggigit bibirnya dan memejamkan matanya ia berusaha menahan klimaksnya, tdk mengira bahwa dirinya dapat dibuat klimaks oleh Rahman.

“Ouuuuuuhhhhhh….aaaiiiieeeeeeeeeee…..” dengan teriakan panjang Ranti mencapai puncaknya dan tubuhnya menggetar keras.

Cairan makin deras membahasai liang memeknya, ia menikmati setiap detik sensasi luar biasa itu. Tubuhnya makin lemas dan pandangannya nanar. Ia tak mampu menolak saat Rahman menunduk dan mencium bibirnya yg tipis.

“mmmmmpphhh…..” Ranti mengerang dan sulit menolak saat lidah Rahman memasuki rongga mulutnya dan melilit-lilit lidahnya, bahkan tanpa sadar ia membalas ciuman itu.

Sementara tangan Rahman masih mengocok kencang dan gadis itu merasakan kembali orgasmenya mau menyeruak lagi..apalagi saat ciuman Rahman berpindah mencium puting kirinya..

“Auukkh..ssttopp..ssssshh…ssshh..” tapi Ranti malah membusungkan dadanya mempermudah Rahman menikmati puting kerasnya.

Kini rasa gatalnya sudah terganti dengan desakan nafu setan yg tdk pernah terpuaskan, tangannya yg bebas dituntun oleh Rahman ke k0ntolnya di balik sarungnya.

“oouuh..bes..bessar banget ppaakk..” gumam Ranti tanpa sadar saat merasakan batang hangat yg berdenyut-denyut dalam genggamannya, ia melirik ke arah batang kemaluan Pak Rahman yg ternyata lebih besar dibanding milik pacarnya, pikiran nafsunya tanpa sadar membayangkan apakah ia mampu untuk mengulum k0ntol itu dalam mulutnya atau membayangkan bagaimana rasanya bila k0ntol itu menyerang memeknya.

Dengan birahinya yg terus membara dan terus dijaga geloranya oleh Rahman Ranti dengan suka rela mengocok-ngocok k0ntol raksasa Pak Rahman itu, ia sudah tdk ingat akan bencinya dia terhadap pria tua berumur 60 tahun itu.

Rahman mulai mendesah-desah keenakan di antara kulumannya pada kedua puting Ranti.

“aaaaaaannggghhhhh…pppaaaakkhh……aaaaaaannggghh…” Ranti mencapai klimaks sampai dua kali berturut-turut karena kocokan tangan Rahman matanya makin nanar dan bibir seksinya menyeringai seperti menahan sakit.

“Sekarang kamu isep punya bapak yaa..kamu kan jago kalo sama pacar kamu”

“ouuh..ngga ma..mau..ap…aauupphhh..mmmhh..” Ranti yg lemas akibat klimaks tadi tak berdaya menolak saat Rahman menarik lehernya membungkuk ke arah batang “Ranti” nya, tdk memperdulikan protes Ranti yg ia tau hanya pura-pura karena sebenarnya sudah jatuh dalam genggamannya.

Kini dengan dengan bibirnya yg seksi dan lidah yg hangat lembut itu mulai mengulum batang kemaluan itu.

“Oooh..enak sayaaang…kamu memang jago..sssshh…kamu suka kan..?” tanyanya

“mmmmmpph…sllluurpp..mmmmmm” hanya itu yg keluar dari mulut Ranti, yg dengan semangat memainkan lidahnya menjilati dan menghisap k0ntol Rahman.

Aroma dan rasa dari k0ntol laki-laki itu telah menyihirnya untuk memberikan sepongan yg paling enak.

“Bapak tau..kamu cuman cewek sombong yg sebenarnya punya jiwa murahan dan pelacur…plaakk..!!”

Ranti tersentak saat pantat bulatnya ditepak oleh Rahman mukanya merah dan marah tapi sebenarnya malah membuat dia makin terangsang dan makin cepat ia mem-blow job k0ntol Rahman Belum pernah ia merasakan birahinya dibangkitkan dengan cara kasar ini, tapi ia tau bahwa ia sangat menikmatinya.

“Kurang ajar nih aki-aki” gerutunya dalam hati dan ia menggigit gemas ke k0ntol Rahman yng membuatnya itu mengelinjang dan lidahnya makin cepat menyapu urat di bawah k0ntol itu.
“Ayo..sekarang kamu naikin k0ntol aku..”

Tanpa berucap Ranti mulai menaiki ke atas tubuh tambun Rahman dengan deg-degan menanti k0ntol besar itu ia menurunkan pinggulnya dengan dibantu tangan Rahman yg memegang pinggangnya yg ramping.

“Ooooh..” Ranti mengerang saat ujung “helm” k0ntol itu bersentuhan dengan bibir memeknya dan mulai memasuki liang surga.

Kembali ia mengerang menahan sedikit sakit saat baru masuk sedikit, liang memeknya berusaha mengimbangi diameter k0ntol Rahman itu.

“Enak kan sayang?”
“Hmmmmm…nggh…” Ranti hanya mengerang dan memejamkan mata menunggu k0ntol itu membenam ke dalam memeknya.

Tapi Rahman hanya menggesek-gesek liang memek Ranti itu dengan ujung kepala “meriamnya”. Gadis itu menggoyang-goyang pinggul seksinya dan berusaha menurunkan badannya, tapi Rahman tetap menahan pinggulnya sehingga tetap belum dapat “menunggangi” k0ntol Rahman.

“Hemmm…kenapa sayang? Udah ga sabar yaa ngerasain kontol bapak?”
“Huuh?..nggeeeh…aa..paahh…” Ranti ngga tau harus ngomong apa, masih tersisa gengsi pada dirinya.
“Hehehe..masih sok alim uuh..kamu ya..? Kalo kamu mau kontol bapak, kamu harus memohon dengan mengaku diri kamu itu cuman perek murahan dan lakukan dengan seksi..”

“aaahh…sssh..kenapa mes..ti gitu paakk…pleaaase…” Ranti sudah benar-benar terangsang dan tdk bisa berfikir jernih lagi, dalam pikirannya kini hanya k0ntol Rahman saja.

Rahman mendengus dan seperti hendak memindahkan tubuh Ranti di atasanya, merasa perbuatan itu.

“Oouuh ooke..okeeh paaak…ngeh, tega bgt sih bapak…oouf paak, tolong masukin kontol ba..ngeehh..bapak ke memekku paak, entotin sayaaa ooh paakk…akkuu..memang cewe murahan yg sok suci..nggeh..pleease..paakk..akuuu mohooon…” pinta Ranti memelas sambil meremas-remas kedua payudaranya.

“Hehehehe…kamu tergila-gila ya sama kontol bapak..”
“Iyaa ppaakkh…please..aku ga tahaaan paakk…”
“Kontol pacar kamu ga ada apa-apanya kan?”
“oouuh..jauuh pakkk..punya bapak lebih hebaat dan enaaaakk”
“Hehehe..good…ini dia hadiahnya..”

Rahman lalu menarik ke atas tubuh Ranti dan menurunkannya kembali, dengan diiringi erangan Ranti merasakan k0ntol itu makin dalam masuknya dan sulit ia menahan diri untuk tdk klimaks yg keempat kalinya. Ranti kembali menaikkan badannya dan menurunkan kembali sehingga sudah ¾ k0ntol itu diemut memeknya.

Gerakannya diulangi berkali-kali, awalnya perlahan tapi makin lama makin cepat karena memeknya sudah bisa “menerima” k0ntol berukuran di atas rata-rata itu. Gadis itu sudah benar-benar dikuasai nafsu birahinya dan ia merasa terbang ke awan – awan merasakan gesekan-gesekan k0ntol Rahman dengan dinding memeknya. Tdk sampai 5 menit Ranti sudah merasakan akan keluar lagi.

“Ouuh..gilaaa..paaakkh..oouuuhhhhhhhhh..” Ranti mencapai klimaksnya lagi dan ia terus bergerak naik turun menunggangi k0ntol yg masih perkasa itu.

Buah dadanya yg besar menggantung itu bergerak naik turun mengikuti irama gerakan badannya, dengan nikmat Rahman meraup gumpalan daging kenyal itu dan meremas-remasnya dengan gemas. Dengan liar ia terus menunggangi k0ntol itu, diiring dengan bunyi 
“plok..plok..plok..plok..” yg makin cepat akibat beradunya badan Ranti dengan perut buncit Rahman Hampir 15 menit Ranti menikmati hunjaman-hujaman k0ntol itu, dalam periode itu Ranti sudah mencapai orgasme sampai 4x lagi, ia tdk dapat menahan untuk tdk melenguh dan berteriak nikmat.

Pikirannya sulit untuk fokus bahwa ia telah dibuat klimaks oleh seorang laki-laki yg pantas jadi ayahnya. Ia merasa lemah sekali akan nafsu yg menguasainya, tapi sungguh terasa nikmat sekali yg tdk mampu ditolaknya.

Rahman juga sudah hampir mencapai puncaknya, k0ntolnya telah mengeras sampai maksimal dah hal ini juga dirasakan oleh Ranti, ia mempercepat gerakan naik turunnya yg menyebabkan buah dada montoknya bouncing naik turun makin cepat.

“Uuuaaahh…gilaaaaa…ooouuuhhh…” akhirnya Rahman tdk dpt menahan lagi, spermanya muncrat seiring dengan klimaksnya yg ternyata berbarengan dengan klimaks yg sangat kuat dari Ranti.

Rahman merasakan dinding memek Ranti yg hangat itu bergetar menambah kenikmatan klimaksnya. Dengan lunglai Ranti turun dari tunggangannya dan rebah di samping Pak Rahman yg juga masih merem melek habis menikmati tubuh gadis cantik dan sexy itu.

“Kamu memang hebat hebat cantik…”

“Cukup pak..ngeh, aku ga tau kenapa bisa kaya gini tadi..ini harusnya gak terjadi, cukup sekali ini terjadi” Ranti yg sudah mulai jernih pikirannya, ia kini sangat menyesali bahwa ia menyerahkan dirinya secara sukarela kepada Rahman Ia memutuskan untuk pindah kost dan kejadian tadi harus dikubur dalam-dalam, tdk boleh ada yg tahu.

Melihat Ranti yg mulai membereskan bajunya dan hendak pergi, Rahman bergerak cepat. Ia memegang leher belakang Ranti yg sedang membungkuk hendak mengambil cdnya lalu dengan cepat membenturkannya ke meja kayu yg ada di depan mereka duduk.

“uuuugghhh….” kerasnya benturan itu membuat ia setengah pingsan.

“hehehe..ga secepat itu sayang..kamu akan jadi milikku..” Rahman lalu menarik tangan Ranti dan gadis itu pasrah saja dibawa dengan setengah sadar masuk ke kamar Rahman

Lalu setelah melepas sisa bajunya, ia merebahkan tubuh telanjang yg masih lemas itu ke atas ranjangnya. Lalu ia mengikat kedua pegelangan kaki dan pergelangan tangan Ranti ke ujung ranjang besi, sehingga kini tubuh telanjangnya itu dalam posisi kaki yg mengangkang lebar.

“uuuh..apa-apaan inih…lepasin paak…”dengan suara masih serak dan lemah Ranti berontak dengan percuma, ia mulai takut apa yg hendak dilakukan.

Melihat posisi dan kondisi Ranti yg menggairahkan itu, Rahman tdk tahan lagi ia membungkuk lalu menciumi payudara montok dan memainkan lidahnya mengecupi puting Ranti yg sebentar saja langsung mengeras.

“Ouuh..pak..! lepasin saya pak…kalo ngga sa…aauupphh…mmbbllllmmmmm…” Ranti tdk dapat melanjuntukan omongannya karena ditutup lakban oleh Rahman.

Kini kesadaran Ranti sudah mulai pulih, ia masih terus berusaha memberontak untuk melepaskan ikatan kaki dan tangannya tapi ikatan itu sungguh kuat. Ia mulai takut karena kini ia tdk berdaya dan berada dlm kekuasaan Rahman. Pandangan matanya mengikuti Rahman seperti mata kelinci yg sedang ketakutan melihat serigala yg akan memangsa, dan air matanya mulai meleleh di pipinya.

“Eeeiih..kenapa nangis cantik? Aku paling ga suka liat cewe nangis…tapi sekarang kita liat film dulu ya…”ujar Rahman sambil memasang kabel menghubungkan dari handycam ke tv. Lalu ia mulai menyetelnya.

Mata Ranti terbelalak kaget saat melihat taygan video di layar tv, jantungnya serasa akan copot dan kepalanya tiba-tiba pusing mendadak melihat adegan per adegan dari video itu.

Ternyata kejadian di sofa ruang tengah tadi semuanya direkam oleh Rahman dari tempat tersembunyi, terlihat jelas saat ia melihat dirinya mulai merasakan gatal yg menyerang, mulai mencopoti bajunya dan sampai kejadian dia berhubungan sex dengan Rahman. Perasaannya makin hancur saat ternyata Rahman tdk hanya merekam dari 1 sudut saja, terdapat 4 handicam tersembunyi yg merekam seluruh kejadian.

Bahkan saat ia memohon kepada Rahman ntuk mengobok-obok memeknya dan pengakuan dia sebagai cewek murahan juga terdengar jelas. Wajah gadis yg cantik itu jadi pucat dan tubuhnya bergetar, ia sudah menduga apa yg akan diminta oleh Rahman dengan adanya video itu.

Perasaannya geram, marah, benci, takut dan lain-lain bercampur aduk, kini ia hanya dapat menangis. Terlihat jelas bagaimana wajahnya menunjukkan dirinya menikmati setiap detik permainan panas itu dengan aki-aki tambun yg sudah tua.

“Percuma kau menangis..kini kamu akan merasakan akibatnya karena selama ini menjadi cewek sombong yg sok suci. Bapak tau apa yg kamu lakukan sama pacar kamu selama ini, nah..sekarang kamu harus nurut apa yg bapak mau, kalo ngga bapak jamin film ini akan nyebar kemana-mana, kamu ngerti…??” tegas Rahman. Ranti hanya mengangguk lemah dengan pandangan sayu.

“Sekarang yg aku minta kamu tdk boleh nangis selama kamu melayani saya..bisa..?? kalo tetap nangis kamu akan terima hukuman yg berat..”

Kembali Ranti hanya mengangguk dan berusaha menahan air matanya. Ia berusaha meyakinkan dirinya bahwa akan ada jalan keluar nantinya. Tanpa sadar ia membayangkan kejadian tadi, dan ia teringat akan ukuran k0ntol Pak Rahman yg memang di atas rata-rata. Dengan pikiran itu tanpa dapat dicegah terasa desiran-desiran halus di perutnya dan ia merasa putingnya agak mengeras.

“Sayang…yg punya k0ntol panjang si Rahman ..” pikirnya.

Ranti melotot kaget saat Rahman mengambil sesuatu dari lemari yg ternyata merupakan dildo vibrator yg berukuran panjang.

Rahman kini duduk di ranjang di dekat kakinya yg ngangkang itu, memperlihatkan memeknya yg terbuka menantang, lalu ia mengusap dengan tangannya yg mengakibatkan Ranti terhentak.

“Kayanya udah basah nih..udah siap yah..” goda Rahman lalu ia membungkuk dan wajahnya kini sudah di depan liang surga milik gadis cantik itu, tiba-tiba Ranti menggelinjang saat lidah Rahman menciumi dan menjilati memeknya.

Untuk beberapa saat Ranti menggelinjang-gelinjang, nafasnya kembali memburu dan pandangan matanya sayu.

“Ngggeehhhhhhhh…!” Ranti menjerit dengan mulutnya yg tertutup lakban, saat Rahman memasukkan dildo ke dalam lubang kemaluannya yg sudah basah dan ngilu itu dan terus mengerang karena dildonya makin dalam ditusukkannya.

Kembali ia menggelinjang hebat saat Rahman menyalakan vibartornyanya. Terasa sakit, tapi setelah beberapa menit rasa sakit itu berangsur-angsur menghilang tergantikan dengan sensasi kenikmatan yg belum pernah ia rasakan atau pernah ia bayangkan.

Kini erangannya terdengar seperti rintihan kenikmatan diiringi dengusan nafasnya yg memburu.Ranti melenguh panjang dan pelan, merasakan tubuhnya makin panas dan terangsang. Rasa menggelitik di perut baagian bawah makin menggila dan menggelora. Dengan rasa malu dan kaget, ia mencapai klimaksnya dengan sensasi yg luar biasa..”

“nngggggghhhhh…mmmmmmmmmmhhhhh…..!!!!” Tubuh montoknya menegang sesaat ketika klimaksnya menyerang, pandangan matanya makin sayu. Tapi dildo itu tetap bergetar seperti mengoyak-ngoyak bag dalam memeknya, dan rasa nikmat kembali dirasakan makin meningkat, nafasnya memburu dan kini pikirannya sudah tdk terkontrol, nafsu birahinya terus membara karena dildo itu.

“Naah..kamu seneng aja ya ditemenin ama dildo bapak ya…tenang aja, getarannya akan makin keras kok udah saya setting dan bapak colokin ke listrik..hehehe..bapak mau bikin back up untuk film kamu tadi ya..” kata Rahman ia hanya ketawa melihat Ranti memandangnya dengan tubuh telanjangnya yg menggeliat-geliat, tubuh montok yg tampak berkilat karena keringat

Rahman makin tertawa karena Ranti mengerang lagi karena telah orgasme untuk kesekian kalinya, lalu ia meninggalkan Ranti yg terus mengerang-erang karena getaran dildo itu.

Tdk terhitung berapa kali Ranti dipaksa untuk orgasme, tubuhnya mengkilat karena basah oleh peluhnya, gadis itu merasa lemas sekali tapi dildo yg menancap di memeknya memaksa dia untuk terus dirangsang. Akhirnya karena tdk kuat lagi, gadis malang itu jatuh pingsan.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »