Cerita Basah - Aku Dipaksa ML Untuk Menlunasi Hutang

Unknown 11.30
Cerita Basah - Aku Dipaksa ML Untuk Menlunasi HutangAku sudh menjanda 2 tahun lamanya akibat sudah tidak ada kecocokan da nada konflik yang tidak terselesaikan oleh mantan suamiku, aku dulu sangat saying dengan suamiku tapi selang 1 tahun perilaku suamiku menunjukan watak aslinya, ia sukamaen tangan kalau sedang marah.

Cerita Basah - Aku Dipaksa ML Untuk Menlunasi Hutang

Perkenalkan nama saya Santi saat menjada aku berumur 26 tahun aku mempunyai 1 orang anak dari mantan suamiku. Keseharianku aku selalu menggunakan jilbab yang penting sopan yang menutupi setengah dari dadaku.  

Lanjuta lagi soal suamiku, ia tidak pernah memberiku nafkah, karena dia seorang pengangguran. Secara umum, ia bukan laki-laki yang bertanggung jawab. Pada akhirnya, ia pun menceraikanku, setelah berselingkuh dengan wanita lain.

Pada saat itu aku sedang mengandung anak hasil perkawinanku denganya. Kekalutan yang kualami akibat perceraian itu membuatku mengalami depresi selama beberapa bulan, hingga akhirnya aku menyadari bahwa aku harus bangkit.

Perlahan-lahan akupun mulai bangkit, dan melupakan perceraian tragis yang menimpa diriku. Aku ingat, bahwa aku harus menghidupi anaku. Akupun pun bekerja pada sebuah biro konsultasi psikologi, mengingat aku adalah sarjana psikologi.

Indoace.net

Bisa dikatakan, penghasilanku hanya pas-pasan untuk menghidupi diriku dan anaku. Pada saat ini, anaku, yang berusia 4 tahun kutitipkan pada neneknya di kota Y. Sedangkan aku sendiri bekerja di kota S, sebuah kota di jawa tengah. Di kota tersebut aku tinggal di kamar kost sederhana. Setiap akhir pekan aku mengunjungi anaku di rumah neneknya.

Banyak pria yang mengatakan bahwa aku memiliki wajah yang cantik dan keibuan. Dengan balutan jilbab yang selalu ku kenakan, aku menjadi Nampak anggun di mata para pria. Di samping itu, tak ada tanda-tanda bahwa aku adalah seorang ibu beranak satu.

Banyak yang mengagnggap aku masih gadis. Tinggi badanku adalah 165 cm. Ukuran payudaraku tidaklah besar, hanya 32 B, akan tetapi, pantatku bulat, padat dan membusung. Walaupun sudah beranak 1, aku memiliki perut yang datar.

Hal ini tercapai karena ku memang rajin berolah raga. Tak heran, meskipun statusku janda beranak 1, masih banyak pria yang mengharap cinta dariku. Akan tetapi, pada saat itu, aku belum berfikir untuk menjalin hubungan yang serius dengan seorang priapun.

Hal ini disebabkan karena masih ada sisa-sisa trauma akibat perceraian yang menyakitkan tersebut. Aku memiliki pandangan bahwa semua pria adalah pendusta. Untuk apa aku menikah lagi kalau hanya untuk bercerai lagi.

Sudahlah…aku sudah merasa hidup bahagia sebagai single parent. Tak dapat kupungkiri bahwa aku merindukan pelukan pria. Tentu saja, karena aku pernah merasakan manisnya seks, maka akupun seringkali merindukanya.

Cerita Basah - Aku Dipaksa ML Untuk Menlunasi Hutang


Hingga saat ini, aku masih kuat untuk menahan hasrat itu, sehingga aku tidak terjerumus dalam seks bebas. Di samping dalam rangka menjaga norma dan keyakinan yang aku anut, Aku juga harus menjaga imej ku sebagai seorang wanita berjilbab yang selalu berpakaian rapih dan sopan.

Sejujurnya, aku seringkali bermasturbasi untuk mengurangi hasrat seksku tersebut. Heranya, semakin sering ku bermasturbasi, keinginanku untuk disetubuhi oleh pria justru semakin menggebu-gebu. Masturbasi hanya mengurangi hasratku untuk sementara, hanya pemuasan kebutuhan biologis semata, namun kepuasan psikologis tidaklah aku dapatkan.

Adapun alat yang sering ku pakai untuk bermasturbasi adalah buah mentimun. Uhhh…sungguh beruntungnya buah mentimun itu…Sementara para pria yang menghrap cinta padaku saja belum ada yang berhasil menikmati jepitan lubang di pangkal pahaku, tapi buah mentimun silih berganti telah menyodok berkali-kali. Terkadang diam-diam aku melakukan masturbasi sambil menonton film porno di kkomputerku ketika di kost sendirian.

Dengan status jandaku, tentu saja ada beberapa pria yang menganggap diriku adalah perempuan gampangan, yang butuh dibelai. Dengan demikian, ada beberapa pria yang sering melakukan perilaku yang menjurus pada pelecehan seks, dari verbal hingga pada sentuhan fisik.

Salah satunya adalah bosku, seorang cina, yang sekaligus pemilik dari biro konsultasi tempatku bekerja. Dengan pura-pura tidak sengaja, ia terkadang meremas pantatku atau teteku. Aku sebenarnya risih dengan hal itu, dan tidak krasan untuk bekerja di situ.

Ia seakan tidak peduli bahwa aku adalah seorang wanita berjilbab yang selalu sopan dalam berpakaian dan berperilaku. Ia bahkan pernah menempelkan penisnya di belahan pantatku ketika aku sedang membungkuk, karena membetulkan mesin printer di kantor.

Aku terkejut, karena di sela-sela pantatku terasa ada batang keras yang menekan. Aku pun lalu segera menghindar. Aku tidak bias marah padanya,karena aku masih berharap untuk bias bekerja di biro miliknya tersebut.

Aku hanya menampilkan ekspresi muka tidak suka, sambil pipiku memerah karena malu. Ia hanya tersenyum mesum sambil pergi berlalu. Ia Nampak paham sekali bahwa aku memang sedang butuh untuk terus bekerja di bironya.

Sunguh aku sangat benci dan jijik dengan perilaku bosku tersebut. Bosku tersebut seorang pria Cina berusia 40 tahunan. Ia telah berkeluarga, dan keluarganya tinggal di luar Jawa. Namanya Om Sandy. Ia memiliki tinggi 160 cm, dengan badan yang agak gemuk perut yang buncit.

Ia Nampak gempal.
Pada suatu hari, aku menerima kabar dari ibuku yang tinggal di kota Y, bahwa anaku sakit keras, hingga harus opname. Bahkan dokter menyatakan bahwa anaku harus dioperasi secapatnya, kalau tidak, bias fatal.

Untuk biaya operasi tersebut butuh uang sebanyak lima juta rupah. Orang tuaku menyatakan bahwa mereka telah kehabisan dana untuk biaya pengobatan anaku. Sementara, aku sendiri sudah kehabisan uang karena kini sudah tanggal tua.

Uang hanya cukup untuk menyambung hidup beberapa hari. Aku pun bingung, harus mendapatkan uang darimana lagi. Masih banyak hutangku pada kawan-kawanku, sehingga aku segan untuk berhutang lagi pada mereka.

Satu-satunya yang bias aku lakukan adalah mengeluh pada Om Sandy. Tapi aku merasa ngeri, karena itu berarti memberinya kesempatan untuk melecehkanku secara seksual. Aku pun menjadi ragu. Akan tetapi, karena aku sudah sangat panic, akhirnya aku beranikan diri untuk mengungkapkan hal itu pada Om Sandy

Dengan perasaan tidak karuan, aku memberanikan diri untuk menuju ruang Om Sandy. Saat itu, aku mengenakan jilbab warna pink sepanjang lengan, dengan baju kurung yang sewarna, serta rok panjang hitam dari bahan kain yang lemas. Dengan demikian, celana dalamku agak tercetak di permukaan luar roku.

Tok…tok..tok..tok…suara ketukanku di kamar kerja Om Sandy
“Masuk”…..aku dengar suara Om Sandy berseru dari dalam ruangan

Aku pun membuka pintu. Om Sandy yang sedang duduk di belakang meja kerjanya menatapku dengan tatapan mesumnya, yang seolah menelanjangi tubuhku.

“silahkan duduk”, katanya mempersilahkanku untuk duduk

“Ada apa cah ayu?….dia bbertanya padaku dengan nada menggoda..

Sambil menunduk, akupun pun mengatakan keperluanku pada Om Sandy sambil terbata-bata…

“Mmmaaaff Om, anak saya sedang sakitt kerass…

Keringat dinginku mulai mengucur….

Terus??? Om Sandy bertanya dengan nada sedikit ketus..

“Mmaksud saya, saya mau pinjam uang sama bapak??”…Unntuk pengobatan anak saya”

Saya sudah tidak ada uang…

Ketika aku berkata seperti itu, Om Sandy hanya mengangguk-amgguk dengan tatapan melecehkan

“Sofiii, dengan berat hati saya katakana ke kamu, kalo saya tidak ada uang yang bias saya pinjamkan ke kamu…?”

“Tolongkah saya Om, anak saya sakit.. berikan saya lima juta rupiah saja…nanti bias dipotong gaji saya”…kataku menghiba..Air mataku mulai mengalir dari sudut-sudut mataku..

“Kamu tau kan, biro ini sedang kekurangan modal”, kata Om Sandy dengan datar dan tenang.. “jumlah klien kita semakin sedikit”, “makanya pemasukan ke biro juga sedikit..”

“Ya sudahlah, aku bisa usahakan uang itu”…kata Om tan…

Kemudian ia membuka laci mejanya dan mengeluarkan beberapa gepok uang 50ribu rupiahan. Ia pun memberikanya padaku. Setelah dihitung, ia telah memberikan uang padaku sebanyak 6juta rupiah, lebih banyak dari harapanku.

Om Sandy berkata, Uang itu boleh kamu pinjam dulu..Kamu nggak usah mikirin ntar gimana ngembalikanya…Udah,cepet, kamu bawa pulang..kamu tunggu anak kamu sampe operasinya selesai…kamu boleh libur…

Dengan perasaan senang dan rasa terima kasih yang tidak terkira, aku pun berpamitan dengan Om Sandy dengan menyalami tanganya..

Aku pun bersyukur, operasi anaku berjalan dengan lancer. Setelah itu, aku kembali bekerja di kantor Om Sandy. Semenjak itu, Om Sandy semakin menjadi-jadi dalam melecehkanku secara seksual.

Karena hutang budiku padanya,aku pun tak bias berbuat apapun selain pasrah dengan perlakuan Om Sandy. Setiap kali berpapasan denganku, ia tak akan membiarkan pantatku lolos dari jamahanya.

Seringkali, ia mengejutkanu dari belakang dengan cara meremas pantatku. Aku hanya bias menjerit kecil. Semakin lama iapun semakin berani untuk menjamah tubuhku yang lain. Payudaraku dan pangkal pahaku pernah diremasnya.

Yang aku heran,dia tetap paling suka meremas pantatku, walaupun ia sesungguhnya dapat dengan bebas untuk menjamahi payudara dan pangkal pahaku. Ketika aku sedang berdiri di dekatnya, ia mengajakku ngobrol sambil jarinya menelusuri belahan pantatku.

Dengan perasaan malu aku ingin menghindari setiap perlakuanya, namun ku tak berdaya. Sungguh, aku merasa menjadi seorang perempuan murahan yang bias dinikmati oleh pria cina itu demi sejumlah uang. Sungguh kontras dengan penampilanku yang selalu berjilbab sopan ini.

Suatu ketika, seorang pesuruh kantor bernama Om Sandy memberitahuku bahwa Om Sandy memanggilku untuk dating ke ruanganya.

“Mbak, Om Sandy manggil mbak ke ruangnya”

“Huh…ada apa lagi nih??”…tanyaku dalam hati…Pelecehan apa lagi yang kan aku terima???? Gumamku

“Mhhh….iya pak…Nanti saya ke sana…

“Cepet ya mbak”…Pak Sandy minta mbak datang cepet….” Kata Om Sandy sambil berlalu

“Iya…iya Om Tatang”…Kataku sambil tersenyum pada Om Sandy..

 Hari itu aku mengenakan jilbab warna krem yan menutupi dua bukit mungilku, dengan baju kurung dan rok panjang…Dengan gontai dan perasaan yang tidak tenang akupun dating ke ruang Om Sandy.

“tok…tok…tok” ku ketuk pintu ruang Om Sandy

“Masuk”…terdengar teriakan Om Sandy dari dalam ruangan

Aku pun masuk, dan Om Sandy mempersilahkanku duduk.

Dengan senyum jahat tersungging di bibrnya, ia menatapku dengan pandangan nafsu. Aku hanya menunduk dengan muka yang malu bercampur cemas.

“Mhhhhh, begini Santi…., saya Cuma mau informasikan ke kamu,kalau hutang kamu ke kantor sudah jatuh tempo…Kantor butuh uang itu segera. Kamu bilang mw angsur hutang kamu,tapi sampai sekarang,sudah tiga bulan, kamu sama sekali belum angsur..Saya udah kasih kamu keringanan looo….” Om Sandy berkata dengan nada serius.

Jantungku berdetak keras,memompa darahku cepat sekali.. Wah,cilaka…pikirku.. Aku jelas tidak mampu untuk membayar hutangku. Bahkan untuk mengangsur pun aku tidak mampu. Kini hutang itu telah ditagih.. Ohhhh…betapa malang nasibku, jeritku di hati.

“Mhhhh….mmaaf Om,saya belum mampu membayarnya…” jawabku terbata-bata…

“Kebutuhan saya banyak sekali, dan uang gaji saya saja tidak cukup”….

Tak terasa, air mataku mulai meleleh.

“Iya, saya tau…tapi masalahnya, kantor ini juga butuh biaya..Kan sudah aku bilang, kalau biro ini lagi seret…Klien kita semakin sedikit???” Suara Om Sandy mulai meninggi…

Air matakupun semakin deras mengalir.. Tak sadar aku mulai sesenggukan. Dengan ujung jilbabku aku usap air mataku. Om Sandy masih Nampak cuek, sambil sesekali meliriku. Sorot matanya menunjukan kelicikan..

“Hmmmmm….apapun kamu harus membayar hutang kamu”….”Atau kita selesaikan saja secara hokum??”..Ancam Om …

Aku semakin panic dengan ancaman itu…

“Ssaya mohon jangan pak…” “Saya pasti akan bayar…Saya masih punya anak pak….” Kataku tersedu-sedu…

“Trus, kamu mau bayar pake apa?” “Kamu bilang nggak punya uang?”

“Beri saya waktu barang satu minggu, saya bias usahakan”….jawabku putus asa… Satu minggu pun aku tidak yakin akan mendapatkan uang sejumlah itu.

“Wah…wah…Aku meragukan kamu bakalan sanggup membayar”…Paling hanya menunda waktu…Gak ada gunanya”… “Saya nggak akan kasi keringanan lagi”

“Sssayaaa mohon ommmm”….aku berusah menahan tangisku agar tak semakin keras…

“Mhhhhh…baik…baik….” “Aku bias kasi kamu solusi”….”Supaya kamu bias lunasin utang kamu”

Aku agak lega mendengar ucapan Om …Aku memandanginya dengan pandangan bertanya..

“Mhhhhh…boleh tau pa solusinya Om?” ungkapku

“Kamu bisa bayar hutangmu dengan tubuh molek kamu itu”…Kata Om Sandy sambil melirik padaku dengan sorot mata birahi…

Bagai disambar petir…aku terkejut mendengar ucapan Om Sandy..Aku kehabisan kata kata…

“Nggak,nggak mau”….jawabku sambil menangis

“Kamu bisa apa….??Kalo kamu ngga bayar sekarang, ya diselesaikan lewat hukum. Aku akan laporkan kamu ke polisi”… Ancam Om Tan…Dia sungguh lihai mempermainkan perasaanku.. Aku merasa semakin putus asa.. Aku hanya bisa menangis. Tangisku yang tertahan pun mulai keluar juga… Namun Om Sandy tetap tak peduli.. Aku hanya tertunduk sambil menangis. Air mataku telah basahi jilbabku.

“Hehehe…lagian,kamu kan sudah lama jadi janda..Masa sih,ga kangen sama kontol??? Kamu puas,hutangmu lunas…Tawaran menarik kan?? Goda Om tan… “Kamu tinggal ngangkang aja,biar memekmu disodok pke kontol-kontol lelaki birahi”…Dengan tubuh kaya kamu, gak sulit kok kamu dapet duit banyak..heheheh”…Apalagi yang jilbaban kaya kamu, pasti banyak peminatnya..

Tanpa ku sadar, Om Sandy telah berdiri di sampingku, dan tanpa basa-basi, iapun menarik tanganku hingga aku berdiri. Aku ingin menolak dan lari, namun aku sadar bahwa aku tidak lagi punya kuasa. Bahkan pada diriku sendiri. Kini aku telah dikuasai oleh Om Sandy. Aku hanya pasrah ketika ia menarik tubuhku hingga berdiri.

Dengan penuh birahi, Om Sandy menarikku ke dalam pelukanya. Dengan rakus Om Sandy melumat mulutku dengan mulutnya.

Tanganya menjamahi dua payudaraku yang masih tertutup jilbab itu. Kurasakan perut buncit Om Sandy menekan tubuhku. Mhhhh…..mphhhhhh….aku berusaha meronta,menghindari ciuman Om tan…namun mulutnya terus mengejar mulutku.

Dengan kasar dibaliknya tubhku hingga aku membelakanginya. Lalu ditekanya tubuhku hngga perutku menempel di tepi mejanya. Tanganku berpegangan pada meja agar menopang badanku. Kini aku dalam posisi agak membungkuk, dengan pantat yang membusung kearah Om Sandy.

Kini pantatku begitu bebas untuk dijamahinya. Dengan kasar ia meremas pantatku. Aku merasakan ada sesuatu yang menganjal di pantatku.. Ohhhh,ternyata itu adalah penis pak Sandy yang sudah mengang dan mengeras.

Sambil menggesek-gesekan penisnya di pantatku, Salah satu tangan Om Sandy juga meremasi bongkahan pantatku yang montok dan padat itu, sedang tangan yang lain kini telah mencengkram salah satu payudaraku yang masih tertutup jilbab.

Jilbab itu menjadi kusut akibat remasan tangan Om Sandy..Aku merasakan bahwa tangan Om Sandy telah mulai menyusup masuk ke balik jilbabku yang menutup dadaku. Ia meremasi payudaraku dari balik baju kurungku… Mhhhh….ahhhh….ohhhhh….jeritan-jeritan kecil terlontar dari mulutku ketika Om Sandy menyentil ujung payudaraku dengan keras, sementara penis nya yang masih berada di dalam celana itu menekan pantatku ke depan.

Tangan yang satunya kini telah meremas-remas pangkal pahaku..mulut Om Sandy dengan rakus menggigit leherku yang masih tertutup jilbab warna krem itu, hingga Nampak basah bekas gigitan. Kepalaku yang tertutup jilbab krem itu hanya bisa menggeleng-geleng, dan terkadang mengadah ke atas, setiap kali Om Sandy menyodokan penisnya ke pantatku..

Kini tangan Om Sandy mulai menarik ritsleting baku kurungku yang ada di punggungku. Dengan termpil tanganya menurunkan baju bagian atas baju kurung itu, dan menyampirkan jilbabku ke pundak. Kini pundak dan punggung putihku pun terbuka.

Tak lama kemudian, aku merasa bahwa pengait braku di bagian belakang telah terbuka. Secara umum, bagian atas tubuhku telah setengah terbuka, dan dua payudara ku yang tak seberapa besar itu menggelantung di atas meja. Dengan rakus Om Sandy menciumi dan menjilati punggungku, hingga basah oleh liurnya. Kedua tangan Om Sandy pun tak tak henti-hentinya meremas dan memilin dua putting mungilku yang berwarna coklat muda itu.

Ahhhhhhh…..udahhh…lama aku menunggu saat ini…bisik Om Sandy di telingaku yang tertutup jilbab itu…

Mhhhh,ohhhhh….mhhhhhh…..desahku….

Walaupun aku telah lama tidak menikmati sentuhan pria, sungguh, aku tetap tidak bisa menikmati perlakuan Om Sandy itu. Aku justru merasa terhina, karena penis seorang pria yang bukan suamiku kini sedang menggesek-gesek pantatku yang masih tertutup rok itu.

Selama ini hanyaalah mantan suamiki yang pernah menikmati bibirku, menghisap dua putingku yang sedang mengeras, dan menyodokan penisnya di lubang surgaku yang basah. Saat ini, seorang pria yang bukan suamiku dengan bebas dapat penikmati pantatku, dan tanganya dengan bebas memilin dan meremas putting payudaraku..Ohhh, betapa malang nasibku..

Aku dengar suara ritsleting clana Om Sandy.. Tak lama kemudian Om Sandy pun membalikan tubuhku hingga posisiku berhadapan denganya. Terlihatlah pemandangan yang membuatku takjub.

Penis Om Sandy yang menjulang sepanjang 17 cm. Jauh lebih besar daripada milik mantan suamiku. Dengan rakus Om Sandy pun menghisap putting payudara kiriku, sementara tangan satunya memilin dan meremas payudaraku yang kanan. Terasa gigitanya pada payudaraku, yang ke,mudian disentakanya hingga aku menjerit…

“ahhhhhhhhh”. Pantatku kini bersandar pada tepi meja, dengan posisi tangan menekan meja di belakang tubuhku. Mhhh,ahhhhh,….jeritan dan rintihan yang keluar dari mulutku semakin membakar birahi Om Sandy.

Om Sandy seringkali menyampirkan kembali ujung jilbabku yang turun hingga menutupi dadaku ke pundaku. Om Sandy pun kemudian mengangkat rok ku ke atas..nampaklah dua kaki dan paha mulusku telanjang, dan secarik kain celana dalam di pangkalnya.

Salah satu tangan Om Sandy memegangi ujung rok ku agar tak turun, sementara tangan lain melebarkan dua pahaku, hingga pangkalnya yang masih terutup celana dalam itu semakin menganga. Kurasakan benda keras mulai menyusuri belahan kemaluanku.

Salah satu tangan Om Sandy menuntun benda keras itu agar mengesek-gesek dengan belahan vaginaku yang tertutup celana dalam itu. Ohhhhh….walau aku berusaha mengingkarinya, tak dapat kupungkiri bahwa sensasi gatal di vaginaku mulai kurasakan.

Akupun mulai merasa lemas dan birahi. Aku berada dalam dilemma. Aku dipaksa untuk menikmati perlakuan Om Sandy, walaupun sesungguhnya aku enggan. Tangan Om Sandy pun mulai mencari-cari ritsleting rok ku, dan segera melepasnya.

Kini bagian bawahku telah benar-benar telanjang, hanya celana dalam putihku yang masih melindungi lubang kehormatanku. Sedangkan kepalaku dibiarkanya tetap berjilbab, dan payudaraku telah menggelantung indah dengan bekas gigitan dan basah air liur Om Sandy.

Dengan kasar Om Sandy menarik jilbabku hingga aku terjatuh dalam keadaan bersimpuh. Dihadapanku kini sebatang penis Om Sandy yang tegang dan mengeras itu.. Sambil mengarahkan kepalaku dengan tanganya ke arah penisnya, Om Sandy mengatakan

“Ayo…Kulum kontol Om…!!!”..Dengan perasaan jijik, akupun memenuhi permintaanya. Kepalaku yang tertutup jilbab itu nampak maju mundur…Sementara payudaraku tengah bebas menggelantung, dan bagian bawahku telah telanjang, hanya celana dalam yang tersisa…mphhhhh…mhhhhh…lenguhku saat penis Om Sandy menerobos mulutku.. Om Sandy menyuruhku menjilati ujung penisnya hingga lubang kontolnya. Uhhhh….aku merasa ingin muntah…Mulutku pun penuh oleh penisnya. Tak satu jengkalpun bagian penisnya yang tidak berkesempatan menikmati pelayanan bibir dan lidahku. Bahkan testisnyapun turut aku jilati.. Dengan perasaan muak, aku terpaksa melakukn hal itu.

Setelah puas, Om Sandy memintaku berdiri.. Dengan kasar ia mencengkram pantatku yang masih tertutup celana dalam itu, dan menariknya hingga posisiku membelakanginya. Ia menarik turun celana dalamku, hingga kini tak ada lagi yang melindungi lubang kehormatanku.

Om Sandy pun berlutut di belakangku. Kini ia menguakan bongkahan pantatku lebar-lebar. Kini, lubang anus dan kemaluanku telah mengarah tepat di depan wajahnya…Tiba,tiba, aku merasakan sensasi hangat di permukaan anusku.

Ternyata Om Sandy telah menjilati anusku. Sensasi geli kurasakan menjalar dari anus ke seluruh badan. Tubuhku terasa lemas setiap kali lidah Om Sandy menyentuh permukaan anusku. Aku heran, dia tidak merasa jijik.

Setelah ia puas, lidahnya pun berpindah ke belahan lubang vaginaku.. Ia menguakan bibir bagian luar vaginaku. Tak lama kemudian, ia pun menjilati seluruh permukaanya. Klitorisku tak luput dari jilatan dan gigitan lembutnya. Aku semakin pasrah dengan perlakuan Om Sandy. Kurasakan vaginaku semakin basah, baik oleh air liur Om Sandy maupun cairan cinta yang keluar dari dalam vaginaku.

Ohhhhhh….mphhhhhh….ampuuunnnn….jangan diteruskannnnn….rancauku…

Slurp…slurppp…terdengar sedotan Om Sandy di permukaan vaginaku semakin bernafsu.

Tak lama kemudian Om Sandy pun berdiri. Ia menarik pinggulku ke belakang, hingga pantatku dan vaginaku semakin terkuak lebar., Tiba-tiba, aku rasakan sebatang penis yang keras telah melesak masuk ke dalam liang kenikmatanku dari bagian belakang.

Aku merasakan perih pada dinding vaginaku saat batang penis Om Sandy bergesekan dengan dinding liang kenikmatanku, yang selama ini terjaga dari penis pria selain suamiku. Ahhhhhhhhhhhhhhhhh…..lengkinganku saat penis Om Sandy disodokan dengan keras…Rasanya lubang vaginaku hampir terbelah.

“Ouhhhh….Santi..memekmu enak banget…udah lama bapak ngga ngrasain memek kaya punyamu…mhhhh…ouhhhhh….akhhhhhh…..racau Om Sandy sambil menggenjot lubang memekku…

Cepok,cepok,cepok..suara pinggul Om Sandy saat bertumbukan dengan bongkahan pantatku yang sedang membusung ke arahnya. Aku sedang dinikmati dengan posisi doggy. Aku heran, ia nampaknya memang begitu terobsesi dengan pantatku, hingga selama memakaiku pun ia lebih banyak meremas pantatku daripada dua payudaraku.

Ohhhh…mhhhh….oughhhhh….badanku bergoncang-goncang. Kepalaku yang berjilbab itu hanya mampu menggeleng dan mendongak ke atas. Payudaraku bergoyang seiring hentakan penis Om Sandy di dalam liang kenikmatanku.. mhhhhhh…ahhhhhh…mhhhhh….rintih dan jeritku setiap kali penis Om Sandy melesak dalam vaginaku.

Sinnnn….memekmu masih serettttt…..racau Om…Kepalamu berjilbab bikin aku tambah ngaceng…ouhhhh…..Bapak ketagihan diservis sama tempikmu…..enak bangetttt…..walopun janda tapi tempikmu masih nggigit….

Mhhhh..ouhhhhh….akhhhhhhh….jawabku dengan desah dan rintih…

Masih dalam posisi dogi, Om Sandy tiba-tiba menarik penisnya keluar dari vaginaku. Kini tubuhku yang lemas hanya bias terbaring tengkurap dia atas meja. Kepalaku yang masih berjilbab aku sandarkan di meja,sedang dua tanganku telentang berpegang pada tepian meja. Sementara itu, aku merasakan cairan dingin di anusku..aku hanya bisa pasrah..

“mhhhh…..silitmu kayanya masih pramawan nihh…Sini, biar bapak prawanin…

Aku ketakutan, dan berusaha menolak. .

“Udahhh,jangan nolak…kok beraninya kamu nolak permntaan bapak…”

Akupun pasrah..Cairan itu adalah cairan pelumas. Aku merasakan kepala penis Om Sandy mulai menempel di lubang matahariku..perlahan-lahan,kepala penis itu mulai menguakkan lubang matahariku.. kurasakan kepala penis itu semakin dalam masuk ke dalam anusku.

Rasanya sungguh perih, walaupun telah dibantu oleh cairan pelumas itu. Om Sandy pun mulai mempercepat genjotanya dalam anusku. Akhhhhh…..ouhhhhh….terasa panas di dinding anusku akibat gesekan penis Om Sandy itu.

ouhhhhh….sakkkkiiiiittt…..ahhhh..akhhhhhh….jeritku….Sambil menggenjot anusku, kedua tangan Om Sandy meremasi kedua payudaraku. Bahkan satu tangan Om Sandy menarik ujung jilbabku ke belakang, hingga kepalaku terdongak keatas. Mhhh ohhh…akhhhhh….jeritku kesakitan…

Om Sandy nampaknya telah hampir klimaks.. Iapun segera menarik penisnya dari anusku dan menarik. Seperti kesetanan ia melompat ke atas meja lalu membalikkan tubuhku hingga terlentang di atas meja. Kini posisinya duduk berlutut dengan penis yang mengarah ke wajahku…Dua pahanya mengangkangi wajahku……

Akhhhhhhhhhhhhhhh………..teriakan Om Sandy yang telah klimak itu….Crott………crorttt….crottttt…..cairan putih kental yang berbau tak sedap itu pun menyembur ke wajah dan mulutku..aku hanya memejam, agar cairan itu tak masuk ke dalam mataku.

Sebagian telah tertelan.. Jilbabku basah oleh cairan kental berbau amis itu, begitu pula baju kurungku…Kulihat Om Sandy terengah-engah setelah mencapi klimaks..Aku hanya terlentang lemas setelah satu jam ia menikmati semua lubang kepuasan di tubuhku…

“Tempik sama silitu memang hebat san…Om ketagihan buat make kamu..Selama setahun Om Cuma bisa ngremesin pantatmu, sambil bermimpi suatu saat bisa njebol lubang silitmu….” Kata Om Sandy

Aku sebetulnya merasa tersinggung dengan ucapanya. Harga diriku telah hilang sekarang.. Kini aku harus siap untuk dinikmatin kapan saja oleh Om Sandy. Aku tak bias berbuat apa-apa kini..

Setelah beristirahat selam 30 menit, sambil aku menangis sesenggukan, aku pun minta ijin kepada Om Sandy untuk membersihkan diri di kamar mandi yang ada di ruangnya..

“ohhhh, tidak usah…kamu kan capek” sekarang saatnya kamu yang dilayani” kata Om Sandy

“Maksud Om??” jawabku

“Biar Om Tatang saja yang bersihkan tubuh santi…hehehehe”

Ouhhhh….laki-laki gila…belum puas ia menghancurkan kehormatan dan harga diriku.. kini aku harus rela dijamah oleh satu pria lagi. Nampak Om Sandy menelpon dengan HPnya, menyuruh Om Tatang masuk sambil membawa ember air hangat dan lap basah.

Tak lama Om Tatang pun masuk.. Ia sungguh terkejut melihatku dalam keadaan berjilbab, namun dengan baju kurung yang terbuka setengah, hingga payudaraku menggelantung indah, dan bagian bawah yang telah telanjang bulat…

“Lhoooo,mbak Santi?????” Tanya Om Tatang keheranan…

Aku hanya tertunduk malu, sementara aku tahu bahwa mata Om Tatang tidak lepas memandang tubuh telanjangku..

“Tenang Om tatang”, kata Om Sandy pada Om tatang… “Mbak Santi barusan kerja keras, jadi dia sekarang gerah dan capek….hehehehe….” “makanya dia kepengen bersihin badan nya” “Kan kasian,daripada dia bersihin badan nya sendiri, kan lebih baik diladenin sama Om Tatang…hehehh”

“Maksud bapak? Tanya Om Tatang masih kebingungan…

“Maksudnya ya tolong Om Tatang ngelapin tubuhnya mbak Santi, terutama bagian lubang tempik sama silitnya itu” Gimana Om Tatang?

“Haaaaa, bapak beneran????tanya Om Tatang tidak percaya…

Beneran…sudah,ngga usah banyak omong…bapak mau ga????tanya Om Sandy…

“Mauuu…mau…iya pak…mau….” Sorak Om Tatang

“Yaudah sana…” Om Sandy menyahut

“Ayoooo,sini mbak santi…cah ayuuu….biar bapak ngelapin tempikmu” seru Om Tatang kegirangan…

Aku hanya menunduk.. Tapi badanku sudah terlalu lemah, sehingga aku hanya bisa pasrah saat Om Tatang menggandengku menuju kamar mandi.. ia pun melucuti seluruh sisa pakaianku termasuk jilbabku, sehingga aku telanjang bulat.

Dengan lap basah, ia ia mulai membasuh tubuhku dari ujung kepala hingga ujung kaki. Saat menggosok liang vaginaku, ia pun berkomentar..”Wahhhh,tempiknya mbak Santi ni masih sempit yah..sambil jarinya meyentil-nyentil klitorisku…beda sama tempiknya lonte lokalisasi..udah pada lower” Aku hanya terdiam dsambil menahan tangisanku. Om Tatang memelukku dari belakang. Satu tanganya meremasi payudaraku, sedang tangan lainya sibuk menggosok vaginaku.

“Mbak,yang bagian dalem tempik mbak belum dibersihkan, biar kontol bapak nanti yang nggosokin bagian dalem tempiknya mbak…hahahaha”, kata Om Tatang.. Om Sandy berdiri di pintu kamarr mandi senyum-senyum melihat ulah Om Tatang kepadaku.

“Kontol bapak udah ngaceng niyy” Wahhh…mimpi apa bapak semalem..selama ini bapak Cuma mbayangin ngentu mbak santi…impiaan bapak jadi kenyataan..

“Om Tatang, itu jilbabnya dipakein lagi” “lebih ngacengin kalo make jilbab”

“Siapp bosss…” kata Om tatang

Setelah selesai membersihkan diriku, aku pun disuruhnya memakai jilbab lagi, namun dengan tubuh yang telanjng bulat. Kini telah kukenakan jilbab warna kremku yang masih ada bercak-bercak sperma Om Sandy..

“Om Sandy, ini uang bwat Om tatang” Om Sandy mengeluarkan uang seratus ribuan dan diberikan pada OmTatang

“Syaratnya, Om Tatang harus tutup mulut tentang rahasia di kantor ini…na,sekarang, Om Tatang boleh nikmatin mbak Santi sepuasnya…

“Siap bossss” Kata Om Tatang

Om Tatang mendorongku ke sofa di ruang Om Sandy…Tanpa basa-basi ia pun mengeluarkan penisnya yang berukuran 20 cm. Dengan kasar ia menarik jilbabku hingga kepalaku mengarah ke penisnya..

“Ayo,diemut mbak” kontolnya bapak sudah lama nggak dibasahin nih…” kata Om Tatang disambut dengan tawa Om Sandy.. Tanpa aku sadar, Om Sandy telah datang dengan membawa sebuah handicam untuk merekam persetubuhanku dengan Om Tatang..

“Hehehe, kamu memang cocok jadi bintang bokep” “Apalagi bokep cewek berjilbab” hehehehe

Mhhhhh…oukhhhhh……kepalaku yang berjilbab itu maju mundur mnegulum penis Om Tatang yang keras.. Laki-laki duda berusia 50 tahun itu Nampak merem melek menikmati kulumanku. Ia duduk di sofa, sedangkan aku kini tersimpuh di lantai ruang itu..

Ohhh…mbak santi…ohhhh…kuluman mbak lebih enak dari lonte pelabuhan” hhhhhh…mhhhh..

Setelah puas dengan mulutku, Om Tatang menyuruhku untuk terlentang di sofa. Dengan rakus, ia pun mengulumi payudaraku, dan menggigit-ggit putingnya yang mungil kecoklatan itu…

Owhhhh…mhhhh…pak tatang….sakkkittttt….

Om Tatang semakin liar,mengulum putingku. Satu tanganya memilin-milin payudaraku yang lain, sedang tangan satunya lagi memainkan klitorisku…kini aku merasakan kegelian…kurasakan jari-jari Om Tatang menusuk-nusuk liang vaginaku…

Om Tatang kemudian melebarkan kedua pahaku dan blessssssssssssssssss….penis Om Tatang pun terjepit dalam liang nikmatku…Tubuhku terguncang-guncang, sementara tangan Om Tatang sibuk memilin-milin putingku…”ohhhh,mbak santi….tempikmu enak banget…..bapak belum pernah ngerasain tempik kayak punya mbak santi……

Tiba-tiba Om Tatang menghentikan genjotanya, dan menarik penisnya..Ia membalik tubuhku hingga tengkurap, lalu menyuruhku menungging.. Aku hanya pasrah mengikuti arahan Om Tatang…

Dalam posisi menungging, sekali lagi Om Tatang menyodokkan penisnya dalam liang nikmatku. Dengan sodokan-sodokanya yang keras, tubuhku pun terguncang-guncang. Tanganya meremasi payudaraku dan sesekali menampar paha dan pantatku hingga terasa pedih.Aku diperlakukanya seperti seekor kuda tunggangan atau sebuah boneka seks…. Aku hanya bisa pasrah menerima perlakuan itu..

“Mhhhh,…tempik lonte jilbaban ternyata enak…mhhhh…ouhhhh” rancau Om Tatang saat penisnya terjepit dalam liang kenikmatanku.

Om Tatang yang telah lama menduda, dan selama ini memuaskan hasrat seks nya dengan pelacur pelabuhan, yang tentu saja tua-tua dan tidak higienis. Kini penis Om Tatang berkesempatan untuk menikmati liang vagina seorang wanita muda berjilbab, yang liang vaginanya selalu terjaga dan terawat.

Bahkan pria kaya dan tampan pun belum tentu kuijinkan untuk bisa menjepitkan penisnya dalam lubang vaginaku, kecuali menikahiku, namun kini, seorang pesuruh kantor yang tua malah berkesempatan menikmati liang vagina milikku dengan gratis…ohhhhh…nasibku….

Bukan hanya liang vginaku, penis Om Tatang pun kini telah merasakan pula jepitan lubang anusku…kali ini tidak terlalu sakit…justru anehnya, akupun mulai menikmati permainan Om Tatang..

Om Tatang menarik penisnya, lalu menarik jilbabku hingga kepalaku mendekat kearah penisnya. Tangan satunya sedikit mencekik leherku,shingga mulutku terbuka, dan KHHHHHHHHHHHHHHHH….teriakan Om Tatang saat orgasme…..Crotttt…croootttttt…croottttt….cairan putih hangat masuk seluruhnya ke mulutku.

Bukan hanya itu, Om Tatang pun menyuruhku untuk menelan semua spermanya….hueekkkkkkk….rasanya muak sekali..namun aku terpaksa…nampak sisa-sisa sperma mengalir dari sela-sela bibirku, hingga menambah noda di jilbab kremku…Sisa-sisa sperma yang ada di lantai dan sofa pun harus kujilati pula.

Semua adegan itu direkam oleh Om Sandy.. Om Sandy mengancam,jika aku melaporkan kejadian ini pada polisi, atau tidak mau menuruti kehendaknya, maka video itu akan tersebar. .Kejadian di kantor saat itu barulah sebuah awal penderitaanku.

Om Sandy ternyata menjualku pada para pria hidung belang, bukan sekedar untuk membayar hutangku, namun juga untuk membiayai bironya yang hampir bangkrut itu… Dengan jilbab di kepala dan wajahku yang keibuan, banyak bos-bos yang rela merogoh koceknya dalam-dalam untuk diberikan pada Om Sandy, demi memperoleh kesempatan menjepitkan penisnya ke dalam liang vagina dan anusku, dengan tetap mengenakan jilbabku…

Bahkan Om Sandy pernah sekedar iseng mengumpankanku pada sekelompok supir truk yang sedang mabuk, sehingga aku disetubuhi beramai-ramai di atas bak truk..Dia memasangiku kamera kecil, sehingga ia bisa merekamnya dari mobinya yang parkir di suatu tempat.

Lain waktu, aku akan mengungkapkan pengakuanku ketika di pakai oleh salah seorang anggota DPRD di sebuah villa di daerah pegunungan.


Artikel Terkait

Previous
Next Post »